SABDA.org / PUBLIKASI / e-Santapan Harian / Edisi 2020 No. 20200829 -- Kolose 3:5-17. Utama > Publikasi > e-Santapan Harian > Edisi Sabtu, 29 Agustus 2020 (Minggu ke-12 sesudah Pentakosta) Sabtu, 29 Agustus 2020 (Minggu ke-12 sesudah Pentakosta)
Kolose3:12-17 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah
Kolose 3:5-11. Konteks. Manusia baru. 3:5 Karena itu matikanlah b dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, c yaitu percabulan, d kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, e yang sama dengan penyembahan berhala 1 , f 3:6 semuanya itu mendatangkan murka Allah g (atas orang-orang durhaka). 3:7 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu
BACAAN HARI INI Kolose 3:12-25. RHEMA HARI INI Kolose 3:14 Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.. Dari mata turun ke hati. Tidak ada yang dapat menyangkali indahnya jatuh cinta. Namun, pernikahan bukanlah cerita dongeng atau film romantis, di mana pria dan wanita bertemu dan saling jatuh cinta pada pandangan pertama.
Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka]. Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa Bacaan dan Renungan gratis terkait dengan Kolose 31-17
Memperbaharui Diri — Hari ini kita mau berbicara tentang pembaharuan. Kalau kita bicara tentang pembaharuan, ini akan selalu terkait dengan keinginan untuk suatu perubahan. Biasanya pengharapannya adalah memperbaharui menuju sesuatu yang lebih baik lagi. Bukan yang sebaliknya. Sewaktu saya mempersiapkan renungan kita ini, saya membaca satu buah surat yang ditulis oleh seorang istri dari seorang tentara yang ditugaskan oleh negaranya, Amerika, untuk berperang di Vietnam jadi tahun berapa tuh peristiwanya?. Isinya menggambarkan tentang kerinduannya untuk bisa memperbaharui dirinya sebagai seorang istri menjadi istri yang lebih baik lagi karena menyadari bahwa ternyata memang suaminya itu, memang sebaik itu. Suratnya berbunyi seperti ini Ingatkah engkau ketika aku meminjam mobil barumu dan aku membuatnya penyok? Ku kira engkau akan “menghajarku”, tapi ternyata tidak. Dan ingatkah engkau kala aku memaksamu untuk pergi ke pantai, engkau katakan hari akan hujan, dan memang hujan turun? Ku kira engkau akan berkata “Benar kan yang aku bilang.” Tapi ternyata tidak. Ingatkah engkau ketika aku menggoda mu agar kau cemburu, dan engkau memang cemburu? Kusangka kau akan meninggalkanku, tapi nyatanya tidak. Ingatkah engkau saat aku menumpahkan kue stroberi ke karpet mobilmu? Ku kira engkau akan memakiku, tapi itu tidak kau lakukan. Dan ingatkah engkat saat aku lupa mengatakan bahwa pesta yang kita datangi adalah pesta formal, sehingga engkau datang bercelana jins? Kupikir engkau tidak akan mengantarku pulang, tapi ternyata tidak. Ya, banyak sekali hal yang tidak kau lakukan. Tak terhitung berapa kali engkau berkorban perasaan, namun engkau tetap mencintaiku, tetap melindungiku. Ada banyak sekali hal yang ingin aku ubah demi engkau saat kau pulang dari perang Vietnam nanti. Namun engkau tidak pernah kembali. Setelah mendengar isi suratnya, apa yang ada dalam pikiran bapak dan ibu sekarang? Istri tadi ingin menjadi seseorang yang lebih baik lagi dibanding hari yang lalu. Akan tetapi, ini yang paling menyesakkan, kerinduan yang kuatnya sudah ada, “Aku ingin memperbaharui diri, demi engkau”, tetapi kesempatan untuk sang istri bisa membuktikan bahwa dirinya bisa menjadi seorang istri yang lebih baik lagi untuk sang suaminya itu tak ada lagi. Sang suami telah gugur di perang Vietnam, dan tak pernah kembali. Kerinduan yang kuat sudah ada. Kesadaran yang besar sudah diraih. Akan tetapi, kesempatan untuk melakukan apa yang dirindukan, apa yang disadarinya itu sudah tidak ada lagi. Menyesakkan. Kolose 31-17 31 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. 32 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. 33 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. 34 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. Manusia baru 35 Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, 36 semuanya itu mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka. 37 Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. 38 Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. 39 Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, 310 dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya; 311 dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu. 312 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. 313 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. 314 Dan di atas semuanya itu kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. 315 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. 316 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. 317 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita. Memperbaharui Diri Dalam perikop kita hari ini, Kolose 31-17, seruan untuk terus memperbaharui diri karena pengenalan akan karya Allah di dalam Kristus Yesus untuk kita, menjadi seruan yang menghiasi hampir seluruh teks Alkitab yang kita baca hari ini “ ... matikanlah ...” ayat 5 “ ... buanglah ...” ayat 8 “ kenakanlah ...” ayat 12 “ hendaklah ...” ayat 15-16 “ ... lakukanlah ...” ayat 17 Semua yang pake -lah, -lah itu, itulah seruan untuk kita agar kita bisa menjadi manusia yang baru karena sudah mengenal kebaikan Tuhan seperti yang telah dinyatakan di dalam Kristus Yesus. Selagi Masih Ada Kesempatan Satu-satunya yang membedakan antara pengalaman seorang istri tentang yang suratnya kita baca dan dengar tadi dengan kita hari ini sebagai orang percaya adalah masalah kesempatan. Bagi seorang istri tentara yang tahu bahwa suaminya itu telah gugur di medan perang dan tak akan pernah lagi kembali, kesempatan untuk menunjukkan di depan mata suaminya bahwa dirinya itu memang benar-benar telah menjadi seorang istri yang memiliki sikap dan sifat berbeda dari yang sebelumnya itu pun hilang sudah. Suaminya sudah gugur. Akan tetapi bagi kita? Kesempatan untuk terus memperbaharui diri di hadapan Tuhan akan selalu terbuka selama kita masih menghirup nafas ini. Sampai kapan? Sampai dengan ayat 4 "Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan." “Kelak”. Kapan itu kelak? Kita gak tahu. Yang kita tahu sekarang adalah kita masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk dapat tetap hidup - beraktivitas dan sekaligus kita juga tahu bahwa waktu kita di dunia ini tidaklah “aku ingin hidup 1000 tahun lagi”. Kesempatan yang masih diberikan oleh Tuhan sehingga kita bisa masih menikmati nafas hidup ini, sekaligus juga kesempatan bagi kita untuk terus menjadikan diri kita ini “orang baik” karena pengenalan kita akan kebaikan yang telah Tuhan nyatakan bagi kita. Perjuangan Kita Saya ingin menutup renungan kita hari ini dengan menggambarkan sesuatu. Saya kemarin bawa sedotan, lalu saya genggam sedotan itu tepat di tengah telapak tangan, sehingga ada sisi sedotan yang terlihat di atas, dan ada sisi sedotan yang terlihat di bawah telapak tangan Apa artinya berusaha untuk memperbaharui diri? Dunia kita akan selalu menawarkan hal-hal yang baik, dan sayangnya, sekaligus juga hal-hal yang buruk. Katakanlah “dunia kita” itu adalah diri kita. Di dalam diri kita, semua potensi ada. Mau yang negatif macam marah, bersungut, nge-gosip, ngiri, dan teman-temannya yang jelek itu ... mereka ada. Dan juga tidak ketinggalan, yang positif, seperti sabar, rendah hati, pengendalian diri, tidak berlaku curang, setia, dan teman-temannya yang anggun itu ... mereka juga ada. Semua ada dalam “dunia kita”. Sewaktu kita mampu berkata bahwa “aku akan memperbaharui diriku”, bukan berarti segala sesuatu yang negatif itu akan menjadi hilang musnah begitu saja. Salah. Bibit nya selalu ada dan tak akan pernah hilang, mungkin. Itulah sebabnya mengapa kita kemarin mungkin bisa sabar dan dengan begitu baiknya mengendalikan diri, sehingga kita tetap damai; Akan tetapi kenapa kita hari ini bisa menjadi seorang yang meledak-ledak dengan luapan amarah? Karena bibit nya akan selalu ada dalam “dunia kita” diri kita, dan mereka siap muncul kapan saja ke permukaan. Ambil air, siram, beri pupuk, maka bibit negatif itu akan muncul dengan segera. Memperbaharui diri artinya "nyuekin" mengacuhkan kuasa dari teman-teman yang negatif itu agar tidak bertahta dalam dunia kita. Menghentikan pasokan pertumbuhan untuk yang negatif’ itu dan beralih menyirami, memberi pupuk dan merawat teman-teman yang positif’ itu supaya tetap berkuasa dalam dunia kita. Hanya dibutuhkan sedikitnya 21 hari tiga minggu untuk melakukan usaha yang dilakukan secara sadar untuk membentuk kebiasaan baru. Dr. Maxwell Maltz, Pscyocybernetics
RENUNGAN HARIAN KRISTEN TERBARU, SABTU 28 AGUSTUS 2021 976. KENAKANLAH KASIH SEBAGAI PENGIKAT YANG MEMPERSATUKAN KEKELUARGAAN Oleh E. Gunawi Sp. FIRMAN TUHAN Surat Kolose 35-17 TB Shalom. Puji Tuhan! Dari Bantul, Yogyakarta, Indonesia, kami Renungan Harian Kristen Terbaru, menyampaikan salam sukacita dan damai sejahtera dari Tuhan kita Yesus Kristus, kepada semua pembaca dari segala bangsa sampai ke ujung bumi. Pada hari yang sangat berbahagia ini, mari kita lengkapi aktivitas kita dengan merenungkan ayat-ayat Firman Tuhan yang dicatat dalam Surat Kolose 35-17 TB. Topik yang kita tampilkan kali ini, adalah KENAKANLAH KASIH SEBAGAI PENGIKAT YANG MEMPERSATUKAN KEKELUARGAAN. Oleh karena kasih karunia-Nya yang sudah dilimpahkan kepada kita, maka kita memperoleh kesempatan untuk menikmati hari-hari yang indah ini dengan penuh sukacita dan damai sejahtera. Sebab itu, marilah kita naikkan ibadah, doa, ucapan syukur, hormat, pujian, penyembahan, persembahan dan pelayanan untuk kemuliaan nama-Nya. Pengantar Sekitar dua ribu tahun yang lalu, Alkitab mencatat bahwa Rasul Paulus mengingatkan jemaat orang-orang percaya di Kolose pada zaman itu, pada kita zaman ini, dan kepada semua orang percaya dari kurun ke kurun. Agar hendaknya mereka dan kita mematikanlah segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan dari dalam diri kita. Kemudian, kita mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Agar hendaknya kita sabar seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain. Lebih lanjut, Rasul Paulus kemudian juga menasihati mereka dan kita agar hendaknya kita mengenakan kasih. Yaitu untuk mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan persaudaraan kita dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Hendaklah damai sejahtera Tuhan kita Yesus Kristus memerintah dalam hati kita. Sebab untuk itulah kita telah dipanggil menjadi satu tubuh. Jadi, bersyukurlah! Bersukacitalah! Sehubungan dengan itu, marilah kita baca, kita pelajari dan kita renungkan Firman Tuhan yang dikutip dalam Surat Kolose 35-17 TB. Secara global, ayat-ayat Firman Tuhan ini mengungkapkan perkara-perkara sebagai berikut. Pertama, matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan. Kedua, sekarang buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu. Ketiga, kita telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar. Keempat, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Kelima, kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Keenam, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita. Pertama, matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan Dalam Surat Kolose 35-6, Tuhan berfirman “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka].” Secara tersurat dan tersirat, Rasul Paulus mengingatkan mereka dan kita semua agar hendaknya kita dengan sungguh-sungguh mematikan segala sesuatu yang duniawi dari dalam diri kita. Yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan. Hal itu karena semua itu sama dengan penyembahan berhala yang mendatangkan murka Allah kepada orang-orang durhaka. Kedua, sekarang buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu Lebih lanjut, Rasul Paulus kemudian mengingatkan bahwa mereka dahulu juga melakukan hal-hal itu. Yaitu ketika mereka hidup di dalamnya, di dalam dosa. Namun, kemudian Rasul Paulus mengingatkan, agar hendaknya mereka membuang semuanya itu. Yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulut mereka. Baca dan perhatikanlah Firman Tuhan yang dikutip dalam Surat Kolose 37-8, yang begini bunyinya “Dahulu kamu juga melakukan hal-hal itu ketika kamu hidup di dalamnya. Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.” Ketiga, kita telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui Dalam pada itu, dalam Surat Kolose 39-10, Tuhan berfirman kepada kita “Jangan lagi kamu saling mendustai, karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya;”. Dengan perkataan lain, ayat Firman Tuhan ini menasihati mereka dan kita semua agar hendaknya jangan lagi saling mendustai. Mengapa? Karena kita telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya. Kemudian kita telah mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui. Yaitu untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Sang Khalik langit dan bumi, menurut gambar dan citra Allah. Lalu, perhatikan dan cermatilah Firman Tuhan yang dicatat dalam Surat Kolose 311, yang berbunyi “dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.” Dalam konteks itu, Rasul Paulus menyatakan bahwa tidak ada lagi orang Yunani atau orang Yahudi. Tidak ada lagi orang bersunat atau orang tak bersunat. Tidak ada pula orang Barbar atau orang Skit dan tidak ada budak atau orang merdeka. Karena Kristus adalah untuk semua dan di dalam segala sesuatu. Keempat, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran Selanjutnya, Rasul Paulus menasihati bahwa sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya. Yaitu, hendaklah kita semua setia mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. Sekaitan dengan itu, baca dan pelajarilah Firman Tuhan yang dicatat dalam Surat Kolose 312. Alkitab mengatakan “Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran.” Lantas, simak dan perhatikan pula Firman Tuhan yang dikutip dalam Surat Kolose 312-13. Firman Tuhan berbunyi “Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian.” Jadi, hendaklah kita juga sabar antara seorang dengan yang lain. Hendaklah kita mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita. Dan janganlah kita menaruh dendam terhadap yang lain. Yaitu sama seperti Tuhan telah mengampuni kita. Jadi hendaklah kita juga berbuat demikian. Kelima, kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan Rasul Paulus kemudian mengingatkan bahwa di atas semuanya itu, kita hendaklah mengenakan kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Lalu, hendaklah damai sejahtera dari Tuhan Yesus Kristus menyertai dan memerintah dalam hati kita. Ia menegaskan bahwa karena untuk itulah, maka kita telah dipanggil menjadi satu tubuh dalam Kristus Yesus. Maka bersyukurlah. Sehubungan dengan itu, perhatikan dan simaklah Firman-Nya dalam Surat Kolose 314-15. Alkitab mengatakan kepada kita “Dan di atas semuanya itu kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.” Keenam, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita Sementara itu, Firman Tuhan yang dikutip dalam Surat Kolose 316, berbunyi “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.” Lebih lanjut, Rasul Paulus menasihati agar perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kita. Lalu, dengan segala hikmat kita mengajar dan menegur seorang akan yang lain. Dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, hendaklah kita mengucap syukur kepada Allah di dalam hati kita. Dalam pada itu, periksa dan selidikilah Firman Tuhan yang tercantum dalam Surat Kolose 317. Tuhan berfirman “Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.” Akhirnya, melalui ayat Firman Tuhan ini, ia mengingatkan supaya segala sesuatu yang kita lakukan dengan perkataan atau perbuatan, hendaklah semuanya itu kita lakukan dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Dan dengan mengucap syukur kepada Allah, Bapa kita, dalam nama-Nya. Pelajaran yang dapat kita petik Lantas, bagaimanakah dengan diri kita sesudah membaca, mempelajari, memperharikan dan merenungkan Firman Tuhan yang dikutip dalam Surat Kolose 35-17 TB? Apakah kita dan semua peribadi di antara kita sudah mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran, serta sabar seorang terhadap yang lain, dan mengampuni seorang akan yang lain? Apakah kita dan semua peribadi di antara kita sudah mengenakan kasih untuk mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan kekeluargaan dan persaudaraan kita dalam nama Tuhan Yesus Kristus? Apakah kita dan semua peribadi di antara kita sudah menerima damai sejahtera Tuhan Yesus Kristus yang memerintah dalam hati kita yang telah memanggil kita menjadi satu tubuh dengan Dia, serta setia beribadah, berdoa, bersyukur, memuji dan memuliakan nama-Nya? Sudah tentu, kita dan semua peribadi di antara kita telah mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran, serta sabar seorang terhadap yang lain, dan mengampuni seorang akan yang lain. Tentu, kita dan semua peribadi di antara kita sudah mengenakan kasih untuk mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan kekeluargaan dan persaudaraan kita dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Sudah tentu, kita dan semua peribadi di antara kita telah menerima damai sejahtera Tuhan Yesus Kristus yang memerintah dalam hati kita yang telah memanggil kita menjadi satu tubuh dengan Dia, serta setia beribadah, berdoa, bersyukur, memuji dan memuliakan nama-Nya. Berbahagialah kita Berbahagialah kita dan semua peribadi di antara kita yang mengenakan belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran, serta sabar seorang terhadap yang lain, dan mengampuni seorang akan yang lain. Karena Dia sudah lebih dahulu melimpahkan kasih setia, kasih karunia dan belas kasihan-Nya kepada kita dengan berkelimpahan. Berbahagialah kita dan semua peribadi di antara kita yang mengenakan kasih untuk mengikat, mempersatukan dan menyempurnakan kekeluargaan dan persaudaraan kita dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Karena Dia, Yesus Kristus Tuhan kita, sudah lebih dahulu melimpahkan kasih setia dan kasih karunia-Nya kepada kita dengan berkelimpahan. Berbahagialah kita dan semua peribadi di antara kita yangvm sudah menerima damai sejahtera Tuhan Yesus Kristus yang memerintah dalam hati kita yang telah memanggil kita menjadi satu tubuh dengan Dia, serta setia beribadah, berdoa, bersyukur, memuji dan memuliakan nama-Nya. Karena Dia sudah menyediakan bagi kita bagian hidup kekal yang penuh sukacita dan damai sejahtera di sorga. JESUS CHRIST BLESS YOU AND US. HALLELUJAH. AMEN. ********* Terima kasih Ibu/Bapak/Saudara/ saudari yang sudah berkenan membaca Renungan Harian Kristen Terbaru ke-976, edisi hari ini yang dipublikasikan melalui alamat edisi hari ini. Amin. gmail
Hidup yang Memuliakan Allah — Alkisah, ada seorang penjual kuda yang menawarkan salah satu kuda spesialnya kepada seseorang. “Kuda ini spesial pak, dia sudah saya latih untuk jadi kuda Kristen.” “Kuda Kristen?” tanya si bapak pembeli. “Iya, dia kalo kita naikin dan mau jalan tinggal bilang Puji Tuhan,' jalan deh dia." Semakin tertarik, bapak tadi bertanya “Nah terus kalo mau berhenti bagaimana caranya?” Dengan antusias sang penjual pun menjawab “Oh, itu sih tinggal bilang Haleluya’ kuda ini juga mengerti kalau mendengar kata itu berarti dia harus berhenti”. Karena tertarik memiliki kuda Kristen ini, orang itupun membelinya. Menuju perjalanan pulang dia dengan bangganya menaiki kuda spesial miliknya itu. Berkali-kali dia coba “Puji Tuhan – Haleluya” maka kuda itu pun menurut untuk maju dan berhenti. Nah, ditengah perjalanan, orang ini tidak menyadari bahwa di depan sana ada sebuah jurang ... keasikan naik kuda, dia terus saja bilang Puji Tuhan yang artinya maju terus kuda. Sampai tiba-tiba ... kuda itu tepat beberapa langkah lagi masuk jurang. Sedikit panik, “Eh .. eh .. eh ... ada jurang, ada jurang! Stop! Stop! Stop! Oh iya, kodenya haleluya biar bisa berhenti ni kuda ... Haleluya!” maka berhentilah kuda itu tepat di depan jurang. “Fuih, nyaris saja. Untung saja saya inget kodenya biar kuda ini bisa berhenti adalah haleluya. Kemudian dengan hati bersyukur si bapak pun berkata Puji Tuhan! Saya masih ingat kode berhentinya.” Mendengar kata 'puji Tuhan,' kuda pun maju dan masuk jurang bersama tuan barunya itu. Menurut bapak dan ibu, hidup yang memuliakan Tuhan itu yang bagaimana sih? Sharing Manusia baru 312 Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. 313 Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. 314 Dan di atas semuanya itu kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. 315 Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. 316 Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. 317 Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita. Dalam pembacaan Alkitab kita hari ini, kita bisa melihat alat-alat yang kita butuhkan agar kita bisa memuliakan nama Tuhan dalam keseharian kita. Kolose 312-17 merupakan bagian dari perikop manusia baru’. Rasul Paulus mengajak umat untuk mematikan segala sesuatu yang duniawi, menanggalkan manusia lama dengan perbuatan-perbuatan yang dilahirkannya ayat 5-10. Sebagai manusia baru umat, yang telah dikasihi dan diampuni, harus mempunyai belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, kesabaran, dan pengampunan. Dalam kehidupan persekutuan, umat Allah diajak untuk saling mengasihi. Karena kasih adalah pengikat yang mempersatukan dan yang menyempurnakan ayat 14. Dengan kedamaian dari Yesus, umat diajak untuk bersyukur, saling mengajar dan menegur. Di akhir perikop ini Rasul Paulus mengingatkan bahwa sebagai orang yang percaya kepada Yesus, maka segala sesuatu yang kita kerjakan, yang kita katakan itu hanya untuk Tuhan. Permasalahannya, hidup ini sulit. Di tengah kesulitan hidup ini tidak jarang seseorang jadi ikut-ikutan sulit juga untuk hidup memuliakan Tuhan. Lama menunggu kerja tak datang-datang, disakiti oleh seseorang, sedang menikmati pekerjaan, tiba-tiba di PHK, anak kabur dari rumah ... dll. Sharing Mengapa ketika terjadi hal-hal yang buruk, kecenderungan manusia adalah berbanding terbalik dengan tema kita hari ini, manusia menjadi cenderung tidak mampu memperlihatkan hidup yang tetap memuliakan Tuhan? Sewaktu terjadi sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi, hal apa yang bisa kita lakukan supaya kita tetap bisa memiliki hidup yang memuliakan nama Tuhan? Berikan contoh. Hikmat adalah melihat segala sesuatunya dari sudut pandang Allah. Pujian adalah reaksi alamiah terhadap sudut pandang itu. Itu adalah tipikal ekspresi dari keyakinan yang penuh sukacita dan ucapan syukur penuh kemenangan atas apa yang telah Allah lakukan, sedang lakukan, dan akan lakukan. Robert J. Morgan, The Reds Sea Rules, 178
renungan kolose 3 5 17